Rab, 2 Juli 2025
spot_img

Dari Ummat ,Berbarengan Ummat Untuk Ummat Semesta

Infosatu.cloud – Tepat di 31 Januari 2025 perhitungan Masehi, Nahdlatul Ulama berusia Seabad atau 100 Tahun. Sedangkan menurut perhitungan hijriyah, NU berusia 102 Tahun pada 16 Rajab 1446 H

Oleh : Aji Setiawan

Kelahiran NU bermula dari kepulangan santri Jawa dari Mekah , seperti KH Wahab Hasbullah, bersama Kiai Mas Mansur. Kiai Wahab membentuk kelompok diskusi Taswirul Afkar di Surabaya pada tahun 1914. Pada tahun 1916 mendirikan madrasah Nahdlatul Wathan, juga bersama Kiai Mas Mansur. Pendirian madrasah ini mendapat dukungan dari ulama-ulama lain. Di kalangan pemuda dibentuk Syubbanul Wathan, yang di dalamnya terdapat tokoh muda seperti Abdullah Ubaid. Ia juga berhubungan dengan tokoh-tokoh nasional lain seperti Soetomo dalam Islam Studie Club yang didirikannya bersama kaum terpelajar lain. (Ibid.138-139).
Peran paling besar Kiai Wahab adalah saat menjelang pendirian NU pada tanggal 31 Januari 1926. Ia mengajak musyawarah di rumahnya ulama-ulama senior dan tokoh-tokoh Komite Hijaz seperti Kiai Hasyim Asyari dan Kiai Bisri Sansuri dari Jombang, Kiai Ridlwan dari Semarang, Kiai Asnawi dari Kudus, Kiai Nawawi dari Pasuruan, Kiai Nahrowi Malang, Kiai Alwi Abdul Aziz Surabaya, dan lain. Pertemuan itu kemudian menorehkan sejarah kelahiran Jamiyyah Nahdlatul Ulama yang mempertahankan akidah Ahlussunah Wal Jamaah dan Mazhab Empat. (Ibid., 140).
Nama NU sendiri diusulkan Kiai Alwi Abdul Aziz dari Surabaya. Sementara pencipta lambang adalah Kiai Ridlwan dari Surabaya. Kiai Wahab sendiri tidak bersedia menjadi Rais Akbar dan merasa cukup menjadi Katib Am (Sekjen) dalam organisasi ini. Jabatan tertinggi diserahkan kepada tokoh kharismatik dari Jombang, Kiai Haji Hasyim Asy’ari.
Selanjutnya menatap NU Masuki Abad II
Ya, waktu berputar demikian cepat. Tak terasa, kini sudah memasuki tahun 2025, yang artinya NU  berusia satu abad.  Sebuah usia yang lebih dari cukup untuk disebut matang.

Tetapi bukan satu abad itu yang perlu disongsong. Melainkan bagaimana mewarnai perjalanan abad berikutnya, yakni memasuki abad II NU.

Memasuki Abad II NU, harus dijadikan momentum untuk meluruskan cara pandang, dalam meneropong dimensi waktu yang akan datang. Terlebih, gaung menyongsong abad II NU sudah didengungkan pada Muktamar ke-33 NU di Jombang.
NU lahir sejak awal sebagai jamiyyah keummatan yang lahir dan selepas itu musnah ditelan bumi. Sebagai jamiyyah yang keberadaan di belakangnya banyak kiai dan santri berkelindan dengan waktu, NU selalu tampil mewarnai sejarah kebangsaan yang patut diperhitungkan.

NU, ditahbiskan lahir di Indonesia dan ilaa yaumil qiyamah akan menjadi jamiyyah berpegang teguh dengan ahlus sunnah wal jamaah. Sehingga keberadaan NU senantiasa dibutuhkan ummat sebagai sandaran kekuatan sosial dan keagamaan dalam konteks kebangsaan di Indonesia.
Jadi keberadaan NU tidak ditentukan oleh berbagai seremonial miladnya, apalagi tradisi NU hampir meliputi seluruh aspek kegiatan keagamaan.
Namun yang lebih penting adalah bagaimana khidmah NU senantiasa berlanjut, khusunya menatap abad II usianya, di tengah revolusi digital seperti sekarang.

Ya, waktu berputar demikian cepat. Era informasi dan literasi digital menjadi penting bagi generasi milenial NU untuk tetap optimis menyongsong masa depan yang ideal (ideal community people’s).
Se Abad NU Tagline 1 abad NU adalah ‘Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru’. Filosofi yang penuh dengan inovasi untuk merebut abad ke 2 dalam persaingan global.
Seluruh instrumen NU. Mulai dari Pengurus Anak Ranting (PAR), Ranting, Majelis Wakil Cabang (MWC), Pengurus Cabang (PC), Pengurus Wilayah sampai Pengurus Besar NU menyambutnya dengan berbagai kegiatan.
Organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama didirikan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari beserta ulama lainnya pada 31 Januari 1926 M.Bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Berdasarkan penanggalan kalender qamariyah atau hijriyah, tahun ini NU memasuki usia 100 tahun atau seabad.

Selain tema. PBNU juga telah meluncurkan logo resmi Harlah Seabad NU yang mengandung makna sangat dalam.
Tahun 2025, hari lahir (harlah) atau usia dari ormas Nahdlatul Ulama (NU) mencapai 102 tahun, sesuai hitungan kalender Hijriyah. Sementara sesuai kalender Hijriyah adalah 16 Rajab 1446 H, yang bertepatan dengan 16 Januari 2025 M.
Harlah NU jatuh pada Bulan Rajab, sesuai yang tertera dalam Pasal 1 Anggaran Dasar Rumah Tangga (AD ART) NU yang menyebut bahwa NU didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H, yang saat itu bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi, sehingga jika dihitung dengan kalender Masehi, maka usia NU adalah 99 tahun (dari 1926 hingga 2025).
Hal yang menarik, kick off Harlah Ke-102 NU dilakukan di kota kelahiran, yakni Surabaya, tepatnya Kantor PWNU Jatim pada 16 Januari 2025 (16 Rajab 1446 H). Agendanya, harlah ke-102 juga ditandai dengan Kongres Pendidikan NU (22-23 Januari 2025) dan Kongres Keluarga Maslahat NU (31 Januari hingga 1 Februari 2025).
Puncaknya, resepsi Harlah Ke-102 NU di Istora Senayan, 5 Februari 2025 yang mengundang Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran R Raka. NU, kini memasuki abad kedua (102 tahun) yang jauh berbeda dengan era Resolusi Jihad NU (22 Oktober 1945).
Jumlah kalangan Nahdliyin dari sejak awal berdiri sampai sekarang terus meningkat sepanjang tahun, bahkan menjelma menggurita di mana mana dan  jauh bergabung di dunia Internasional melalui perwakilan NU di luar negeri.
Yang artinya NU benar-benar telah menjadi bayi raksasa berusia satu abad.
Organisasi ini berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan ekonomi.
Sebuah usia yang lebih dari cukup untuk disebut matang.
Tetapi bukan satu abad itu yang perlu disongsong. Melainkan bagaimana mewarnai perjalanan abad berikutnya, yakni memasuki abad II NU.
Memasuki Abad II NU, harus dijadikan momentum untuk meluruskan cara pandang, dalam meneropong dimensi waktu yang akan datang. Terlebih, gaung menyongsong abad II NU sudah didengungkan pada Muktamar ke-33 NU di Jombang.
Pada Puncak Peringatan Se Abad NU di Sidoarjo, Jawa Timur medio Februari 2023, bertepatan dengan Rajab 1444H. Nahdlatul Ulama (NU) akan memasuki di usianya yang ke-100 tahun. Lebih populer dengan sebutan 1 abad NU.

Tagline 1 abad NU adalah ‘Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru’. Filosofi yang penuh dengan inovasi untuk merebut abad ke 2 dalam persaingan global.
Seluruh instrumen NU. Mulai dari Pengurus Anak Ranting (PAR), Ranting, Majelis Wakil Cabang (MWC), Pengurus Cabang (PC), Pengurus Wilayah sampai Pengurus Besar NU menyambutnya dengan berbagai kegiatan.
Organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama didirikan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari beserta ulama lainnya pada 31 Januari 1926 M.Bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H. Berdasarkan penanggalan kalender qamariyah atau hijriyah, tahun ini NU memasuki usia 100 tahun atau seabad.
Selain tema. PBNU juga telah meluncurkan logo resmi Harlah Seabad NU yang mengandung makna sangat dalam. Mengutip NU Online, logo tersebut membentuk angka 1 dengan stilasi angka 2 berbentuk pita.
Angka 1 dalam logo Harlah NU tahun ini mengartikan usia yang ke-1 abad. Angka 2 dimaknai sebagai kebangkitan baru NU menuju abad kedua.
Sedangkan pita yang berwarna keemasan memberi kesan gerakan yang tumbuh dan mencerminkan optimisme yang melambangkan upaya pencapaian visi mulia.

Untuk memeriahkan Harlah Seabad NU. Nahdliyin dapat menggunakan logo resmi Harlah NU 100 tahun  di berbagai jenis media. Baik untuk dipasang online maupun pamflet yang dipasang di jalanan.

Peringatan Harlah 101 digelar di Yogyakarta juga sangat meriah dan semarak dengan melibatkan dua pesantren besar yakni Ponpes Pandanaran dan Krapyak serta yang tak kalah penting yakni Pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama di Jogjakarta.  (NU) sudah menginjak usia 101.

Presiden Joko Widodo menghadiri Resepsi Peringatan Hari Lahir ke-101 Nahdlatul Ulama di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Presiden Jokowi mengucapkan selamat hari lahir kepada keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) dan mengapresiasi komitmen NU dalam membela dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kontribusi Nahdlatul Ulama sangat ke luar biasa dalam menjaga NKRI, menjaga Pancasila, menjaga Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden Jokowi.
Pada Momentum peringatan 102 Tahun perhitungan Miladiyah kalender Hijriyyah yang digelar di Universitas Nahdhlaul Ulama Yogyakarta.

Tahun 2025, Tema yang disusung dalam harlah yang akan dilaksanakan pada 16 Januari 2025-5 Februari
tersebut yakni Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat.
Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru. NU lahir sejak awal sebagai jamiyyah keummatan yang lahir dan selepas itu musnah ditelan bumi. Sebagai jamiyyah yang keberadaan di belakangnya banyak kiai dan santri berkelindan dengan waktu, NU selalu tampil mewarnai sejarah kebangsaan yang patut diperhitungkan. NU, ditahbiskan lahir di Indonesia dan ilaa yaumil qiyamah akan menjadi jamiyyah berpegang teguh dengan ahlus sunnah wal jamaah. Sehingga keberadaan NU senantiasa dibutuhkan ummat sebagai sandaran kekuatan sosial dan keagamaan dalam konteks kebangsaan di Indonesia.
Jadi keberadaan NU tidak ditentukan oleh berbagai seremonial miladnya, apalagi tradisi NU hampir meliputi seluruh aspek kegiatan keagamaan. Namun yang lebih penting adalah bagaimana khidmah NU senantiasa berlanjut, khusunya menatap abad II usianya, di tengah revolusi digital seperti sekarang. Dengan lebih bijak dalam menggunakan media informasi, kecepatan kemajuan ilmu dan teknologi tak bisa dihindari karena hi-tech techologi ini Menuju peradan baru yang maju dan unggul.Tentu peradaban yang rusak (fasad) sebaiknya dihindari jauh hari. Perlu kerjasama bersama berbarengan dalam membangun masyarakat global yang berkeadaban dan berperadaban maju sesuai cita-cita masyarakat ideal (mutammadin, ibnu khaldun, muqadimmah)
Beberapa hal penting yang perlu disampaikan, antara lain terkait upaya pengembangan organisasi dan reorganisasi yang berorientasi tidak lagi pada pendekatan geografis, melainkan pendekatan komunitas.
Tentu orang rindu, ketika era 1990-an NU penuh dengan komunitas pemikiran anak muda NU yang progresif. Komunitas imaginer, yang tampil menjadi kekuatan kelas menengah serta melakukan berbagai penguatan (empowering) masyarakat sipil (civic education). Keberadaan komunitas itu hidup di luar struktur NU, namun banyak berisi kalangan muda NU serta jangan melupakan basis yang di desa dan kota, namun di desa Ulun dan pian sekalian luar kultural warga NU seperti pengajian, tahlilan , mauludan :berjanji,sithuduroran, dibaan , yasinan, haulan wa Wal haulan(bahasa kalimantan) manakiban..tradisi itu menjadi kukuh dan lekat menjadi akar tradisi kultural warga nahdhliyin.

Keberadaannya kemudian bermetamorfosa masuk ke berbagai lini partai politik, LSM, dunia pendidikan bahkan kursi eksekutif yang di kemudian hari dipuncaki dengan tampilnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden RI.
Gerakan kultural yang di kemudian hari merebut supermasi struktur negara, adalah dialektika sejarah yang tidak perlu disesali, karena NU akan selalu mendapat beban sejarah, mengemban amanat tugas-tugas kebangsaan.

Di sinilah, maka penting penyiapan kader ummat dan kader bangsa dari kalangan NU, untuk berbagi tugas dan selalu dinamis mengaklerasi setiap perubahan zaman, tanpa harus NU terjun berpolitik praktis. Model road map, high politik yang dipernalkan KH Sahal Mahfudz bisa menjadi rujukan dalam berpolitik namun secara santun dan sarat muatan politik kebangsaan.
Tinjuan Struktural
Struktur organisasi NU saat ini secara hierarkis-demorafis, mengikuti pola pemerintahan Negara. Secara pararel dapat dilihat, NU berkantor pusat di Jakarta. Membawahi seluruh wilayah di Indonesia. Pengurus wilayahnya berkantor pusat di ibukota provinsi, dan seterusnya ke bawah.
Pertanyaannya, apakah NU akan berkhidmah dalam kerangka sistemik yang sama persis dengan pemerintah? Dengan mengikuti model hierarki pemerintahan yang rentang kendalinya sangat panjang ini, sementara SDM dan pendanaan yang dimiliki relatif terbatas.

Dengan pola hierarki ini, efektifkah NU selama ini menjalankan tugas pokok dan fungsinya?

Di sinilah reorganisasi NU dibutuhkan. Pengembangan struktur futuristik ini, ke depan perlu mempertimbangkan dinamika stakeholders yang semakin terdiferensiasi seiring perkembangan zaman.
Dinamika masyarakat urban yang tumbuh di perkotaan sudah mengalami diferensiasi yang semakin rumit. Ada masyarakat industri perkotaan seperti kalangan perbankan, kalangan industri kreatif dan jasa, yang pertumbuhannya sangat pesat. Namun kultural warga NU basisnya ada di pedesaan.

Nabi ikut membawa batu, hingga para sahabat yang melihat kejadian itu meminta beliau untuk tidak turun langsung. Salah seorang sahabat berkata,” Sudahlah ya Rasulullah, biarlah kami dan para sahabat yang lain yang mengerjakan.

Namun Rasulullah SAW terus bekerja ketika para sahabat melihat kondisi Rasulullah SAW telah payah oleh pekerjaan berat. Bulir-bulir keringat telah mengucur deras membasahi jubah beliau. Jari jemari pun telah lecet-lecet mengeluarkan darah, karena memecah batu menjadi bagian kecil-kecil, kemudian membaawanya ke lokasi pembangunan masjid.

Melihat pemandangan tersebut, para sahabat kembali meminta agar beliau Rasulullah SAW tidak melakukan itu. Beliau lalu mengajak bicara kepada jari jemarinya yang mengeluarkan darah tadi di hadapan para sahabat.” Kamu kan cuma jari jemari tangan; sedangkan pekerjaan ini , demi kepentingan agama Allah, jauh lebih penting.”

Demikian akhlaq dan perilaku Rasulullah SAW. Kebesaran dan jabatan yang beliau pikul , tidak membuat beliau berpangku tangan dan memerintah semau sendiri. Nabi selalu berusaha menempatkan diri sama di hadapan orang lain, sekalipun tidak sama dengan manusia yang lainnya (Basyaran lakal basyar). Inilah cerminan ahlaq Rasulullah SAW dalam membangkitkan kebersamaan untuk sebuah perubahan besar di kemudian hari, sebagai sebuah pendidikan bagi umatnya. (Aji)

Postingan Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

0PelangganBerlangganan
- Iklan -spot_img

Berita Terbaru