Sen, 20 Oktober 2025
spot_img

Keteladanan al-Habib Ali al-Habsyi dalam Berbakti kepada Ibu

Salah satu sebab yang mengangkat derajat dan maqam tinggi al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi adalah kuatnya kebaktian serta penghormatan beliau kepada sang ibu. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat tawadhu’ dan penuh adab kepada orang tua, khususnya ibunya.

Bahkan beliau tidak merasa memiliki harta ataupun barang yang berharga selagi ibunya masih hidup. Padahal, al-Habib Ali adalah seorang yang memiliki harta yang penuh barokah dan melimpah. Namun, semua yang beliau miliki digunakan semata-mata untuk membahagiakan dan mendapatkan ridho ibunya.

> ‎قال الحبيب علي الحبشي :
ما أحسب أنا معي شيء أو أملك شيئًا وأمي في قيد الحياة، فما أملك كله حقها.

Al-Habib Ali al-Habsyi berkata:
“Aku tidak merasa memiliki sesuatu atau merasa mempunyai hak atas diriku selagi ibuku masih hidup, karena apa yang aku miliki semuanya adalah milik ibuku.”

Inilah pelajaran berharga bagi kita semua. Di zaman ini, banyak anak yang pelit terhadap orang tuanya, merasa berat ketika hendak memberikan sebagian hartanya untuk mereka. Namun, kepada teman dekat atau bahkan pasangannya, ia mampu memberi tanpa perhitungan.

Padahal, ketahuilah apa yang kita berikan kepada orang tua adalah hutang yang akan Allah balas berlipat ganda. Terlebih ketika orang tua telah tiada, kebaikan itu akan menjadi cahaya dan penolong bagi kita di akhirat.

Bahkan, Allah akan menyiapkan anak-anak yang berbakti kepada kita, sebagaimana kita berbakti kepada orang tua kita.

> ‎البِرُّ سَلَف
Berbakti itu adalah hutang yang akan dibayar kembali.

‎كَمَا تَدِينُ تُدَان
Sebagaimana engkau mengutangi, demikian pula engkau akan dibayar.

Jika engkau memberi hutang kebaikan kepada orang tuamu, Allah akan membayarnya dengan kebaikan yang lebih besar. Namun jika engkau berlaku kasar, pelit, dan durhaka kepada mereka, maka sifat buruk itu akan kembali padamu — melalui perlakuan anak-anakmu kelak.

Maka tidakkah kita takut, di masa tua nanti, ketika kita lemah dan membutuhkan kasih sayang, lalu anak-anak kita bersikap kasar, enggan membantu, bahkan mencela? Semua itu bisa jadi adalah balasan dari perlakuan kita terhadap orang tua dahulu.

Yakinlah kebahagiaan dunia dan akhirat kita bergantung pada seberapa besar kita menyerahkan diri dan harta untuk berbakti kepada orang tua. Sebanding dengan kadar bakti itulah derajat kita di sisi Allah akan diangkat.

Al-Habib Ali al-Habsyi bahkan berkata dengan penuh kerendahan hati:

> ‎قال الحبيب علي الحبشي :
‎لو إدعت أمي رقي وخرجت وباعتنا في السوق ما باأنكر

“Jika ibuku berkata bahwa aku adalah budaknya, lalu ia membawaku ke pasar dan menjualku, maka aku tidak akan mengingkarinya.”

Masya Allah… betapa tinggi akhlak beliau terhadap sang ibu.

Akhirnya, kita berdoa:

> اللهم بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق

“Ya Allah, berikanlah kami taufiq agar kami tersadar dan dapat bergabung bersama golongan orang-orang sholeh.”

Semoga Allah menjadikan kita termasuk anak-anak yang berbakti, yang menjadi sebab ridho Allah di dunia dan di akhirat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

 

Postingan Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Tetap Terhubung

0PelangganBerlangganan
- Iklan -spot_img

Berita Terbaru