Infosatu.cloud, Banjarmasin – Kirab Merah Putih ke 5 tahun 2024 yang dilaksanakan pekan lalu, Sabtu (24/8/2024) dan Peresmian Jalan Bebas Hambatan yang diberi nama Jalan Gubernur Sahbirin Noor. Dari catatan Dinas Sosial Kalimantan Selatan, disebutkan oleh Kepala Bidang Penanggulangan Kebencanaan H Achmadi S Sos, berjalan dengan sukses dan pihaknya mulai terlibat dalam persiapan sejak Kamis (22/8/2024).
Disebutkan, untuk Jalan Gubernur Sahbirin Noor, Jalan ini merupakan jalan tembus Batu Licin menuju Kabupaten Banjar. Kegiatan ini memangkas waktu tempuh masyarakat dengan panjang jalan 2,5 sampai 3 jam. Yang beraspal semuanya.
“Kegiatan ini berjalan sangat bagus dan sangat baik dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan,” ujar Achmadi, Senin 26/8/2024.
Jajaran Dinas Sosial Kalimantan Selatan kata H Achmadi S Sos, Kabid Penanggulangan Kebencanaan mendukung dengan menyiapkan makanan dan minuman bagi Peserta Kirab.
Dapur Umum Lapangan yang disediakan yaitu Pos Mesjid Al Falah dengan 6 ribu paket makanan dan juga gorengan untuk malam dan pagi harinya. Jum’at malam dan Sabtu pagi diberikan.
Sedangkan di Pos Dua menyiapkan gorengan di kawasan Mentewe km 53,3.
Untuk Pos Tiga yang merupakan Rest Area di Desa Sumber Baru Simpang Empat Pengaron dan Sungai Pinang.
Di Finish menyediakan 8 ribu paket makanan berupa Nasi Goreng, Sup Ayam dan berbagai macam gorengan lainnya.
“Ini memberikan pelayanan terbaik bagi Peserta Kirab ke 5 dalam rangka HUT RI dan Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Alhamdulillah sudah terlaksana dengan baik kita lakukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Peserta yang telah melakukan touring perjalanan yang cukup panjang,” kata Achmadi menegaskan.
Kegiatan Sabtu (24/8/2024) dari pagi start pukul 08.00 WITA sampai ke lokasi. Peserta sekitar 10 ribu dan tidak ada yang kekurangan makanan karena didukung adanya warung-warung tepi jalan yang menyediakan makanan dan minuman. Jajarannya melaksanakan tugas selama 4 hari sejak Kamis (22/8/2024) untuk menyiapkan persiapan dan sebagainya dan pelaksanaan untuk tidak ada kendala.
Memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, tapi kemarau basah, karena masih ada hujan dalam kondisi kemarau tersebut.
Saat ini Dinas Sosial Kalimantan Selatan sudah mendirikan dua Posko, yaitu yang berada di Dinas Sosial Kalimantan Selatan dan di kilometer 17 yang bergabung dengan BPBD Kalsel.
“Saat ini kita menghadapi kebakaran hutan yang tidak menghawatirkan karena ada kemarau basahnya. Jadi masyarakat jangan khawatir yang berlebihan menghadapi kondisi ini. Bulan September memasuki musim penghujan lagi, karena ada LaNina dan semoga tidak separah tahun lalu,” ujar Achmadi, Senin (26/8/2024).
Achmadi mengimbau agar masyarakat tidak ke luar rumah, tidak ke luar kantor maupun tidak ke luar dari tempat kegiatan, jika tidak perlu. Agar panas terik ini tidak mengganggu kulit dan tidak terjadi dehidrasi.
Menghadapi kekeringan ini, Dinas Sosial Kalimantan Selatan juga menyediakan bantuan air bersih.
“Ada 3 tangki air dengan rata-rata 5 ribu liter air kita siapkan. Bila mana masyarakat kekurangan air bersih air minum bekerjasama dengan PT AM Bandarmasih. Air bersih ini gratis.
Untuk menghubungi kami, dapat berkirim surat maupun melalui telpon. Tidak ada batasan air. Diharapkan masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar ataupun tidak membakar sisa panen.
“Itu akan menimbulkan asap yang banyak yang mengumpul. Bila ini dilakukan semua orang, akan membuat kabut asap,” Achmadi mengingatkan.
Peralatan Gergaji Mesin Chainsaw, Kapak dan Gergaji dan TAGANA disiapkan 25 orang untuk mengatasi bila terjadi pohon tumbang.
Achmadi mengingatkan agar Berhati-hati melewati pohon rindang dan tinggi yang dikhawatirkan pohon tersebut lapuk. Juga agar tidak bernaung di bawah pohon. Karena bisa saja muncul Petir dan pohon tumbang.
“Menghindari bahaya kebakaran, agar kompor diperhatikan. Bila ada keperluan, kompor dimatikan. Karena sudah terjadi korban jiwa lansia terbakar di Tamban, Kabupaten Barito Kuala,” kata Achmadi.
Juga agar memperhatikan, bila ada bau gas, agar diperiksa. Juga jangan membakar pekarangan dan lahan. Itu bisa meluas. Dalam kehidupan di Indonesia, kita menghadapi musim kemarau dan musim hujan.(juna)