Infosatu.cloud, Magelang – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya kepemimpinan yang berlandaskan empat sifat Rasulullah SAW dalam kegiatan Orientasi Kepemimpinan bagi Kepala Daerah di Magelang. Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak para pemimpin untuk meneladani Shiddiq (Jujur), Amanah (Dapat Dipercaya), Tabligh (Menyampaikan), dan Fathanah (Cerdas) dalam menjalankan tugasnya.
“Pemimpin harus memiliki integritas moral, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya. Selain itu, pemimpin juga harus berwawasan luas, mampu membaca situasi, serta menjadi problem solver dalam menghadapi tantangan global dan nasional,” ujar Menag Nasaruddin Umar, Rabu (26/02/2025)
Tak hanya itu, dalam forum tersebut, Bupati Tanah Bumbu, Andi Rudi Latif, memberikan respons positif terhadap pemaparan Menag, terutama terkait Kurikulum Cinta—sebuah konsep pendidikan berbasis toleransi, moderasi beragama, dan cinta lingkungan.
“Program ini sangat relevan dengan visi Kabupaten Tanah Bumbu, yakni mewujudkan Bumi Bersujud yang Maju, Makmur, dan Beradab. Kami akan mengintegrasikan nilai-nilai Kurikulum Cinta ke dalam pendidikan agama di sekolah dan madrasah,” ujar Andi Rudi Latif.
Menurutnya, pendidikan agama harus berkembang sesuai zaman, tidak hanya menanamkan keimanan, tetapi juga mendorong generasi muda menjadi pribadi yang berempati, menghargai perbedaan, dan peduli lingkungan.
Konsep Kurikulum Cinta yang diusung Kementerian Agama bertujuan menciptakan generasi yang beriman, berakhlak, berwawasan kebangsaan, serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Aspek ekoteologi juga menjadi bagian penting dalam pendidikan ini, di mana siswa diajarkan untuk memahami hubungan antara agama, moralitas, dan kelestarian alam.
“Kesadaran akan lingkungan harus kita tanamkan sejak dini. Pendidikan berbasis ekoteologi sangat penting agar generasi masa depan lebih bertanggung jawab dalam menjaga bumi,” tambah Andi Rudi Latif.
Program ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan karena dinilai mampu menjawab tantangan zaman. Jika diterapkan secara luas, Kurikulum Cinta dapat menjadi model pendidikan baru di Indonesia, yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.