Infosatu.claoud – Bangsa Arab menyebut wilayah Nusantara (Kepulauan Indonesia) sebagai Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban Jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji asal Indonesia masih sering dipanggil bani Jawi (orang Jawa) oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar pulau Jawa sekali pun.
Walaupun dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi) dan seterusnya namun semuanya itu disebut kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir, disebutkan bahwa bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Suku Jawa, Melayu, Sunda, Bugis, Makassar dsb) adalah keturunan Nabi Ibrahim.
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini penelitian dari seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia, memperoleh data bahwa, di dalam darah DNA mereka yang disebut bani Jawi, terdapat 27% Variant Mediterranaen (DNA bangsa-bangsa Euro-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan bani Israil. Sehingga berbanggalah mereka yang sampai saat ini masih menggunakan nama JAWA sebagai identitas dirinya. Hingga saat ini bani Jawi selalu terpilih menjadi pemimpin di Jazair al-Jawi (Kepulauan Jawa/Nusantara).